APJI: Perlu Ada Sertifikasi Pembibit Jamur

Apji perlu ada sertifikasi pembibit

Kapanlagi.com - Asosiasi Pembudidaya Jamur Indonesia (APJI) menginginkan adanya sertifikasi untuk pembibit jamur berdasarkan proses pembuatan bibit. Selama ini rendahnya kualitas bibit menjadi salah satu kendala bagi petani jamur.

Ketua Umum APJI, Krisna Rubowo MSc mengatakan di Bogor, Selasa, sertifikasi akan diberikan sesuai dengan produk atau bibit yang dijual. Proses pembibitan yang benar akan menghasilkan bibit yang berkualitas pula.

"Bibit jamur juga ada kelas-kelasnya. Masalahnya di Indonesia banyak penjual bibit yang tidak jujur, bibit turunan F4 dikatakan F1 misalnya sehingga merugikan petani," kata Krisna disela-sela lokakarya budidaya dan manajemen jamur yang diikuti oleh petani jamur dari berbagai daerah di Indonesia.

Oleh karena itu, APJI akan meningkatkan pengetahuan penjual dan pembeli mengenai kualitas biji.

Selain sertifikasi bibit, APJI juga akan membuat standardisasi kualitas jamur sehingga ada kualifikasi yang jelas jamur seperti apa yang masuk grade 1, grade 2 dan seterusnya.

"Selama ini penjual mengklaim produknya sebagai jamur berkualitas terbaik, tanpa ada standar yang jelas," kata Krisna.

Mengenai pasar jamur, ia mengatakan, petani jamur Indonesia masih akan fokus ke pasar domestik, terutama untuk jenis jamur tiram, merang dan jamur kuping, untuk menjaga agar pasar dalam negeri tidak diterobos oleh produsen asing.

Indonesia berada pada posisi diantara negara-negara produsen yang tengah memperluas pasar ekspor seperti China, Australia, Singapura dan Malaysia.

"Negara-negara tersebut tengah mengembangkan ekspornya, dan pasti mereka juga melirik Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan," katanya.

Untuk pasar domestik saja, pasok dari petani belum mampu memenuhi. "Sedangkan di pasar ekspor kita harus bersaing dengan produsen lain yang lebih maju seperti China, Australia, Singapura," kata dia.

Ia mengakui, tidak ada data resmi mengenai jumlah pasok dan permintaan jamur di pasar lokal, namun untuk memenuhi permintaan di Jakarta saja, pasok dari kawasan sekitar seperti Bogor, Cianjur dan Sukabumi saja belum mencukupi.

Disinyalir, pengusaha dari Singapura mulai masuk ke pasar Jakarta bekerjasama dengan produsen lokal.

Namun demikian, APJI tetap optimis petani Indonesia mampu menguasai pasar lokal untuk jenis jamur tiram, merang dan jamur kuping.

"Konsumen Indonesia masih memilih produk jamur segar sehingga produsen asing hanya bisa bermain di produk kaleng atau produk yang dikeringkan. Jamur merang sudah ada yang dikalengkan dan jamur kuping dikeringkan, namun volumenya di pasar masih sangat kecil," kata dia.

Sedangkan jamur tiram hanya bisa tahan hingga tujuh jam atau paling lama dua hari.

Menurut Krisna, budidaya jamur bisa menjadi salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan seperti yang telah dilakukan di negara-negara produsen lain.

Namun petani di Indonesia yang umumnya petani kecil menghadapi kendala pendanaan karena pihak perbankan selalu meminta agunan pinjaman.

Setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp20 juta untuk pengembangan budidaya jamur. Untuk skala rumahtangga minimal dibutuhkan Rp5 juta.

Untuk mengatasi masalah pendanaan, APJI hanya bisa membantu petani dengan memberikan rekomendasi kepada bank bersangkutan, termasuk informasi mengenai prospek budidaya jamur, kata Krisna.

Dalam upaya membantu petani jamur, pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak 2006 juga tengah mengkaji industri jamur mulai dari hulu hingga hilir, dari perbaikan bibit, pengujian strain, pengembangan bibit baru di lapangan hingga pengembangan produk.

Peneliti BPPT, Henky Isnawan mengatakan, jamur dikenal sebagai pangan fungsional yang mengandung senyawa potensial untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

BPPT menciptakan bibit baru dan menguji apakah dalam starin baru tersebut juga ditemukan kandungan senyawa potensial yang sama, kata Henky. (*/rsd)

1 komentar:

galih341 mengatakan...

Ass.. saya adalah orang baru dalam dunia jamur.permasalahan yang sering saya hadapi adalah masih sulitnya pemasaran jamur,mengingat masyarakat di wilayah saya masih awam dengan jamur.
Dengan melihat profesi anda yang sudah lama berkecimpung dalam dunia jamur saya harap anda bisa memberikan sedikit solusi kpada pengusaha-pengusaha jamur baru yang di daerahnya masih atau belum ada jamur.

Silahkan beriklan disini GRATIS

Hubung kami via email herbal.jogja@gmail.com
Subyek Pasang Iklan sertakan juga materi iklan yang akan dipasang

Cari Artikel Lain di Sini